Sebuah Luapan Hati 2
Sudah dua jam aku duduk di perpustakaan mengoreksi laporan-laporan anak semester II, rasanya aku mau tidur saja di rumah jika tidak ada laporan ini. Aku sangat ingin mengoreksi di rumah semua laporan ini, tapi jika itu aku lakukan maka aku hanya akan membuat tugasku terbengakalai, banyak godaan di rumah itu terutama kasur.
"udah jam 15:39, laporan pun sudah selesai aku bisa meminjam satu buku sebagai referensi mata kuliah besok lalu pulang ! Untung hari ini aku gak kerja" ucapku bernafas lega.
Aku mengitari tiap rak perpustakaan mencari buku yang aku butuhkan untuk mata kuliah besok, tapi sepertinya mencari buku itu cukup sulit. Entah jumlahnya yang sedikit dan sudah di pinjam oleh orang lain, atau memang tidak ada? Aku pun belum tau. Melihat mata kuliah itu adalah mata kuliah wajib, tidak mungkin jika buku itu tidak ada. Pasti jumlahnya yang terbatas sehingga susah untuk mencarinya.
Tapi sepertinya dewa keberuntungan sedang baik padaku, karena... Sekarang aku sudah melihat buku yang tadi aku cari dari tadi. Aku cukup mem fotocopi materi yang aku butuhkan saja dan tidak perlu membeli bukunya.
Tanganku sudah mencoba menggapain buku yang aku cari dari tadi, tapi ternyata aku kalah cepat dengan tangan lain yang juga menginginkan buku itu. Tapi ini tidak adil, bukankah aku duluan yang tadi melihatnya???
"maaf, saya mau pinjem buku itu.." ucapku pada seorang pria yang sekarang sedang membuka buku itu. Dia mengangkat kepalanya dan melihatku.
"Nadia kan? temen Citra yang waktu itu?" tanya pria tersebut yang ternyata adalah Kak Juna, anak temen Papahnya Citra, yang beberapa hari lalu Citra kenalkan padaku.
"iya kak" jawabku tersenyum "yudah kak, aku duluan kalo gitu ya" ucapku hedak pergi, gak jadi minjem aja deh dari pada ribet. Mana aku tau kalau yang pegang buku itu adalah dia, kalau aku tau aku gak akan negur deh. Kenapa aku jadi alergi sama kakak tingkat gini??
"Loh, bukanya tadi katanya mau pake juga bukunya?" tanyanya heran
Aku menghentikan langkahku dan kembali menengok kepadanya "owh kak Juna gak jadi pinjem?" tanyaku ! Aku sangat sangat berharap jawaban dia "tidak"
"kamu mau pinjem?" tanyanya lagi, dari ekspresinya aku yakin dia tidak jadi pinjem
"iya, aku mau pinjem" jawabku akhirnya
"aku juga mau pinjem, jadi kita berdua aja bukunya" jawabnya
ZONK !!! WTF
huah, ternyata dia lebih licik dari keliatannya, baiklah aku akan mengakhiri permainan ini sekarang juga. Aku tidak akan terjebak, tidak akan pernah !
"aku pinjem sama temen aja kak, itu kakak aja yang pake" jawabku menolak
"bukanya ini diapake buat kuliah besok? dan bisa jadi referensi kuis kalian? memang ada yang mau pinjemin udah sore juga lagi" dia menyahut
"kok tau?" tanyaku heran
"saya lebih tau apapun itu dibanding kamu" jawabnya tersenyum penuh misteri "jadi, gimana?" tanyanya lagi
Baiklah aku harus menyerah, jujur aku butuh sekali buku itu dan apa yang dia jelaskan barusan itu betul, toh aku hanya butuh mem fotocopynya saja, jadi tidak perlu berlama-lama beurursan dengannya
"iya kak, aku pinjem bukunya buat di fotocopy" jawabku
Dia tersenyum, seperti sebuah senyum kemenangan ! Wah, kenapa aku baru sadar banyak orang licik semenjak aku jadi miskin ya? kemana saja aku selama ini. Aku harap ini tidak akan membuatku terjebak terlalu lama.
*****
"Baiklah pertemuan cukup sampai disini, jangan lupa serahkan laporan kalian kepada Nadia seusai ini saya tidak pernah terima terlamabat" ucap Dosen menutup kuliah pagi ini
Hari ini aku kedapatan kuliah pagi, tidak pagi-pagi amat sih sekitar pukul 08:55 sampai sekarang pukul 10:30 masih cukup pagi bukan? Setelah ini aku harus mengumpulkan laporan dan belajar persiapan kuis di pukul 13:00 mata kuliah wajib ! Minimal aku harus mendapat nilai 70 terendah agar nilai UTS dan UAS nanti tidak terlalu jauh mengejar.
Walaupun kelas telah berakhir tapi anak-anak belum ada yang keluar kelas, dan sepertinya kelas ini kosong, sehingga mereka gunakan untuk memperbaiki laporan yang kurang "10 menit gue tunggu ya" ucapku pada mereka
"tambah 15 menit lagi pliss" teriak temanku
"10 menit" sahutku
"okey !!!" jawab mereka semangat, aku tertawa melihat reaksi itu
"bisa banget sok asik nya !" celetuk Anggia, manusia satu itu memang paling bisa membuat hancur mood seseorang lebih baik aku tidak usah menyahutinya.
Aku membuka buku catatanku mempelajari materi untuk kuis nanti, tapi ada yang terlupa ! aku lupa mencari Kak Juna untuk mengambil fotocopy materi kemaren ! Asataga, aku harus cari kemana?
"ehm, Cit kamu tau gak Kak Juna itu kalo di kampus kita dia biasanya dimana?" tanyaku hati-hati
"what !!! demi apa lo nanyain kak Juna" teriak Citra cukup keras
aku langsung membungkam mulutnya takut ada yang mendengar dan salah faham "jangan teriak-teriak kenapa sih !" tegurku padanya
Citra mengangguk mengerti dan meminta maaf secara isyarat mulut saja " kenapa nanyain dia?" tanya Citra berbinar-binar
"dih, jangan berbinar gitu dong ! ini gak kaya yang kamu bayangin" ucapku, Citra menegrucutkan bibirnya
"jadi gini, aku tuh kemaren sore ketemu dia di perpus dan dia minjem buku yang mau aku pinjem. Buku materi dosen nanti loh, yang buat kita Kuis" jelasku
"owh, kayaknya itu pertanda takdir deh" komentar Citra
"sumpah ya, bukan jawaban itu yang gue mau nyetti !!!" ucapku geram
"oh maaf, hahaha" Citra tertawa "gue suka kurang fokus kalo lo ngomongin cowo" tambahnya
"jadi dimana?" tanyaku lagi
"kayaknya lo gak perlu deh nanya dia dimana" ucap Citra "orang dia ada di belakang lo'' tambahnya
"ih gue serius Cit, gue mau ambil fotocopyan" ucapku kesal
"Nadia.." panggil seseorang, oh astaga itu suara Kak Juna dan dia sekarang ada di depan pintu kelasku
"oh, Kak Arjuna.." tegur temanku tak percaya dan sederik kemudian kak Juna tenggelam di antara banyaknya mahasiswa mengelilinginya. Aku rasa dia cukup populer termasuk di kalangan para wanita.
"semua kenal dia?" tanyaku heran
"dia kan pamitan pas kita OSPEK MABA" jawab Citra ikut memperhatikan
"masa sih? kok gue gak liat ya" ucapku heran, dia berhenti menyapa dan keluar dari kerumunan itu. Dia menghampiri mejaku
"Nad, ini fotocopyan kemaren sukses buat kuis nya" ucapnya tersenyum padaku, aku tidak menjawab yang ada aku terbengong melihat tingkahnya.
"sukses juga buat Citra ya" ucapnya pada Citra baru kemudian berlalu, owh aku tidak boleh terlena dia pun mengucapkan hal itu pada Citra.
Setelah keperginnya, aku mulai di tatap banyak mata di kelas dari tatapan tajam, tatapan penasaran dan tentunta tatapan sinis dari Anggia ! Aku rasa hari ketenangan bagiku memang tidak akan pernah muncul sampai aku lulus dari kampus ini.
Aku menghentikan langkahku dan kembali menengok kepadanya "owh kak Juna gak jadi pinjem?" tanyaku ! Aku sangat sangat berharap jawaban dia "tidak"
"kamu mau pinjem?" tanyanya lagi, dari ekspresinya aku yakin dia tidak jadi pinjem
"iya, aku mau pinjem" jawabku akhirnya
"aku juga mau pinjem, jadi kita berdua aja bukunya" jawabnya
ZONK !!! WTF
huah, ternyata dia lebih licik dari keliatannya, baiklah aku akan mengakhiri permainan ini sekarang juga. Aku tidak akan terjebak, tidak akan pernah !
"aku pinjem sama temen aja kak, itu kakak aja yang pake" jawabku menolak
"bukanya ini diapake buat kuliah besok? dan bisa jadi referensi kuis kalian? memang ada yang mau pinjemin udah sore juga lagi" dia menyahut
"kok tau?" tanyaku heran
"saya lebih tau apapun itu dibanding kamu" jawabnya tersenyum penuh misteri "jadi, gimana?" tanyanya lagi
Baiklah aku harus menyerah, jujur aku butuh sekali buku itu dan apa yang dia jelaskan barusan itu betul, toh aku hanya butuh mem fotocopynya saja, jadi tidak perlu berlama-lama beurursan dengannya
"iya kak, aku pinjem bukunya buat di fotocopy" jawabku
Dia tersenyum, seperti sebuah senyum kemenangan ! Wah, kenapa aku baru sadar banyak orang licik semenjak aku jadi miskin ya? kemana saja aku selama ini. Aku harap ini tidak akan membuatku terjebak terlalu lama.
*****
"Baiklah pertemuan cukup sampai disini, jangan lupa serahkan laporan kalian kepada Nadia seusai ini saya tidak pernah terima terlamabat" ucap Dosen menutup kuliah pagi ini
Hari ini aku kedapatan kuliah pagi, tidak pagi-pagi amat sih sekitar pukul 08:55 sampai sekarang pukul 10:30 masih cukup pagi bukan? Setelah ini aku harus mengumpulkan laporan dan belajar persiapan kuis di pukul 13:00 mata kuliah wajib ! Minimal aku harus mendapat nilai 70 terendah agar nilai UTS dan UAS nanti tidak terlalu jauh mengejar.
Walaupun kelas telah berakhir tapi anak-anak belum ada yang keluar kelas, dan sepertinya kelas ini kosong, sehingga mereka gunakan untuk memperbaiki laporan yang kurang "10 menit gue tunggu ya" ucapku pada mereka
"tambah 15 menit lagi pliss" teriak temanku
"10 menit" sahutku
"okey !!!" jawab mereka semangat, aku tertawa melihat reaksi itu
"bisa banget sok asik nya !" celetuk Anggia, manusia satu itu memang paling bisa membuat hancur mood seseorang lebih baik aku tidak usah menyahutinya.
Aku membuka buku catatanku mempelajari materi untuk kuis nanti, tapi ada yang terlupa ! aku lupa mencari Kak Juna untuk mengambil fotocopy materi kemaren ! Asataga, aku harus cari kemana?
"ehm, Cit kamu tau gak Kak Juna itu kalo di kampus kita dia biasanya dimana?" tanyaku hati-hati
"what !!! demi apa lo nanyain kak Juna" teriak Citra cukup keras
aku langsung membungkam mulutnya takut ada yang mendengar dan salah faham "jangan teriak-teriak kenapa sih !" tegurku padanya
Citra mengangguk mengerti dan meminta maaf secara isyarat mulut saja " kenapa nanyain dia?" tanya Citra berbinar-binar
"dih, jangan berbinar gitu dong ! ini gak kaya yang kamu bayangin" ucapku, Citra menegrucutkan bibirnya
"jadi gini, aku tuh kemaren sore ketemu dia di perpus dan dia minjem buku yang mau aku pinjem. Buku materi dosen nanti loh, yang buat kita Kuis" jelasku
"owh, kayaknya itu pertanda takdir deh" komentar Citra
"sumpah ya, bukan jawaban itu yang gue mau nyetti !!!" ucapku geram
"oh maaf, hahaha" Citra tertawa "gue suka kurang fokus kalo lo ngomongin cowo" tambahnya
"jadi dimana?" tanyaku lagi
"kayaknya lo gak perlu deh nanya dia dimana" ucap Citra "orang dia ada di belakang lo'' tambahnya
"ih gue serius Cit, gue mau ambil fotocopyan" ucapku kesal
"Nadia.." panggil seseorang, oh astaga itu suara Kak Juna dan dia sekarang ada di depan pintu kelasku
"oh, Kak Arjuna.." tegur temanku tak percaya dan sederik kemudian kak Juna tenggelam di antara banyaknya mahasiswa mengelilinginya. Aku rasa dia cukup populer termasuk di kalangan para wanita.
"semua kenal dia?" tanyaku heran
"dia kan pamitan pas kita OSPEK MABA" jawab Citra ikut memperhatikan
"masa sih? kok gue gak liat ya" ucapku heran, dia berhenti menyapa dan keluar dari kerumunan itu. Dia menghampiri mejaku
"Nad, ini fotocopyan kemaren sukses buat kuis nya" ucapnya tersenyum padaku, aku tidak menjawab yang ada aku terbengong melihat tingkahnya.
"sukses juga buat Citra ya" ucapnya pada Citra baru kemudian berlalu, owh aku tidak boleh terlena dia pun mengucapkan hal itu pada Citra.
Setelah keperginnya, aku mulai di tatap banyak mata di kelas dari tatapan tajam, tatapan penasaran dan tentunta tatapan sinis dari Anggia ! Aku rasa hari ketenangan bagiku memang tidak akan pernah muncul sampai aku lulus dari kampus ini.
